KATA PENGANTAR
Tulisan ini saya buat dari beberapa refrensi . Saya akan memberikan contoh contoh perusahaan yang pailit atau bangkrut yang disebabkan oleh
HUTANG .
PEMILIK SAHAM YANG KELUAR.
Karena Utang, Perusahaan Film "James Bond" Bangkrut
LOS ANGELES, RIMANEWS – Siapa yang tak mengenal James Bond. Film aksi ini digandrungan banyak kalangan, khususnya para remaja dan orang dewasa. Siapa sangka, ternyata perusahaan yang mendanainya terancam bangkrut akibat dililit utang.
Utang yang melilit salah satu ikon terbesar studio film Hollywood, Metro-Goldwyn-Mayer Studios Inc, (MGM), akhirnya tak mampu mempertahankan keberadaannya setelah berjuang selama bertahun-tahun untuk mengatasi utang. Pihak pemilik akhirnya mengajukan perlindungan kebangkrutan ke pengadilan.
Seperti diberitakan Daily Mail, rencana itu akan memungkinkan kreditur MGM, yang meliputi Credit Suisse dan JP Morgan, untuk men-swap lebih dari 4 miliar dolalr AS utang untuk ekuitas pada perusahaan hasil reorganisasi.
MGM, yang membesarkan legenda Hollywood seperti Clark Gable, Greta Garbo dan Buster Keaton, banyak menghasilkan film-film Hollywood yang paling terkenal.
Dalam sebuah pernyataan MGM mengatakan mereka berharap hakim federal perkara pailit akan menyetujui restrukturisasi dalam 30 hari ini.
Carl Icahn, investor dan kreditor terbesar MGM, mengatakan, dia mendukung pengajuan kebangkrutan itu.
MGM - yang menghasilkan klasik termasuk "The Wizard of Oz" dan"Cat On A Hot Tin Roof" serta Hannibal horor modern - mencari perlindungan bersama dengan 160 afiliasi di pengadilan kepailitan di Manhattan.
Bagi Spyglass, posisi tersebut menguntungkan pihaknya. Mengingat dengan marger tersebut sangat berpotensi menguasai MGM. Kabarnya, Spyglass menggelontorkan dana sebesar 4 milliar dollar AS untuk mengakuisisi MGM, sekaligus melunasi utang-utangnya senilai 2,85 miliar dolar AS. Posisi kepemimpinan MGM pun, informasinya, diambilalih Direktur Spyglass, Gary Barber.
Selama beberapa tahun terakhir, MGM tertatih-tatih untuk mengurangi utangnya. Mereka terus berusaha melakukan berbagai langkah penyelamatan, di antaranya mencari investor baru. Akhirnya, terjadi kesepakatan, yang isinya terjadi perampingan pada tubuh MGM. Dalam kondisi itu, MGM ditawarkan kepada Spyglass.
Selain dari Hutang yang dapat menyebabkan Perusahaan Pailit adalah Pemegang saham yang keluar juga bisa menyebabkan Perusahaan bangkrut.
Karena Pemegang Saham berperan penting juga dalam lajunya perkembangan Perusahaan.
Mengapa hal ini bisa terjadi, ini bisa terjadi dikarenakan biaya dividen yang terlalu tinggi, sehingga para pemegang saham merasa tidak bisa mendapatkan keuntungan, melainkan yang didapatkannya adalah sebuah kerugian.
Contoh Kasus Perusahaan yang Pailit karena Pemegang saham yang keluar :
PADA awal Januari 2002, tampaknya teror 11 September 2001 berhasil diatasi oleh bursa Amerika Serikat (AS) karena indeks Dow J
ones di awal Januari 2002 mencapai 10.635 dan Nasdaq mencapai 2.059. Akan tetapi, pada penutupan perdagangan 10 Juli 2002, indeks Dow Jones anjlok menjadi 8.813, suatu penurunan di atas 17 persen.
Lebih ngeri lagi indeks Nasdaq "hancur" dan hanya mencapai 1.346, akhir minggu lalu, suatu penurunan sebesar 35 persen. Apakah ekonomi AS melemah secara dahsyat? Belum tentu. Proyeksi pertumbuhan ekonomi dan inflasi justru menunjukkan perbaikan nyata di AS.
Jadi, apa sesungguhnya yang terjadi pada skandal akuntansi yang melibatkan begitu banyak perusahaan besar dan membuat begitu besar kerugian-kerugian bagi pemegang saham publik?
Kenapa yang terkena adalah perusahaan publik seperti Enron, WorldCom, Xerox, Merck, Tyco Intl, dan sebelumnya Global Crossing, dan yang terakhir Adelthin? Kenapa kita tidak mendengar skandal-skandal yang serupa dalam skala yang sama besar di perusahaan-perusahaan publik di Eropa?
Seorang teman menyatakan, ada perbedaan yang amat mendasar antara skandal akuntansi di AS yang dikenal dengan nama GAAP (Generally Accepted Accounting Principle) dibandingkan dengan di Eropa.
Hal ini menarik bagi kita di Indonesia karena sebelum jurusan akuntansi mengajarkan ilmu akuntansi dengan buku-buku teks dari AS, dikenal di Indonesia sistem akuntansi di mana para calon akuntan harus mengambil ujian bon A dan bon B pada level yang lebih tinggi.
ones di awal Januari 2002 mencapai 10.635 dan Nasdaq mencapai 2.059. Akan tetapi, pada penutupan perdagangan 10 Juli 2002, indeks Dow Jones anjlok menjadi 8.813, suatu penurunan di atas 17 persen.
Lebih ngeri lagi indeks Nasdaq "hancur" dan hanya mencapai 1.346, akhir minggu lalu, suatu penurunan sebesar 35 persen. Apakah ekonomi AS melemah secara dahsyat? Belum tentu. Proyeksi pertumbuhan ekonomi dan inflasi justru menunjukkan perbaikan nyata di AS.
Jadi, apa sesungguhnya yang terjadi pada skandal akuntansi yang melibatkan begitu banyak perusahaan besar dan membuat begitu besar kerugian-kerugian bagi pemegang saham publik?
Kenapa yang terkena adalah perusahaan publik seperti Enron, WorldCom, Xerox, Merck, Tyco Intl, dan sebelumnya Global Crossing, dan yang terakhir Adelthin? Kenapa kita tidak mendengar skandal-skandal yang serupa dalam skala yang sama besar di perusahaan-perusahaan publik di Eropa?
Seorang teman menyatakan, ada perbedaan yang amat mendasar antara skandal akuntansi di AS yang dikenal dengan nama GAAP (Generally Accepted Accounting Principle) dibandingkan dengan di Eropa.
Hal ini menarik bagi kita di Indonesia karena sebelum jurusan akuntansi mengajarkan ilmu akuntansi dengan buku-buku teks dari AS, dikenal di Indonesia sistem akuntansi di mana para calon akuntan harus mengambil ujian bon A dan bon B pada level yang lebih tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar